Gerobak bapak
penuh rumus angka
penuh gurat memanjang, luka
penuh pemikiran tapi tak tertuang
penuh tanda tanya, yang beliau pun tak mampu temukan jawabnya.
Gerobak emak,
banyak gambar bunga
cat warna warni mulai kusam
impian tentang masa depan
dan tabah menunggu janji bapak.
Gerobak -kelak- milikku,
tanpa roda teronggok di pojokan nasib
dindingnya bertuliskan tangan naik turun
berbait puisi bara
berbait puisi rindu
berbait puisi kematian.
Gerobak bapak
Gerobak emak
Gerobak -yang kelak- milikku mereka berbaris saling gandeng,
berceloteh tentang sang pemilik,
berharap dicat dan diberi roda baru,
diganti rangka besi,
agar mampu menarik beban milik bapak,
keinginan emak dan
tentu menjadi ruang yang cukup untukku merebah.
...
SCheH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar