Senin, 14 Januari 2013

Penyair Jalanan


Gerobak bapak 

penuh rumus angka 
penuh gurat memanjang, luka 
penuh pemikiran tapi tak tertuang 
penuh tanda tanya, yang beliau pun tak mampu temukan jawabnya. 


Gerobak emak,  
banyak gambar bunga 
cat warna warni mulai kusam 
impian tentang masa depan 
dan tabah menunggu janji bapak. 


Gerobak -kelak- milikku, 
tanpa roda teronggok di pojokan nasib 
dindingnya bertuliskan tangan naik turun 
berbait puisi bara 
berbait puisi rindu 
berbait puisi kematian. 

Gerobak bapak 
Gerobak emak 
Gerobak -yang kelak- milikku 
mereka berbaris saling gandeng, 

berceloteh tentang sang pemilik, 
berharap dicat dan diberi roda baru, 
diganti rangka besi, 
agar mampu menarik beban milik bapak, 
keinginan emak dan 
tentu menjadi ruang yang cukup untukku merebah. 


... 

SCheH 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar