Senin, 14 Januari 2013

Saat sebelum tadi


Ingin engkau kembali kutemui, saat malam hampir saja sempurna, saat di beranda ini masih terang tanah, dan masih samar tertatap oleh mataku yang kian suram. Mengajakmu kembali susuri taman dalam kotamu, sambil sesekali menyematkan kelopakan melati di sela antara telinga dan rambutmu yang mengombak itu.

Tak perlu banyak cakap, saling tatap saja cukup bagiku, dan biar kesunyian pecah oleh renyah tawamu dan jika ada serpihannya yang jatuh, aku akan memungutinya lalu menyimpannya dalam seruang kosong yang memang kusiapkan untuk itu.

Tak perlu banyak tanya, biar saja –meski ada- ia menguncup kembali, pun tanya milikku, telah kupupuskan segala tentangmu, tentang waktu yang sebelumnya kau lalui, tentang segala yang pernah kau alami.

Biar, biar saja segala mengalir, serupa sungai kecil di ujung taman itu, di mana biasanya kau basuh keningmu dengan beningnya dan sesempatnya kau percikkan yang di telapakmu ke wajahku, dan tak pernah kuhindari.

Ada keinginan, menelusup dalam selasar kalbu, mengetuki dinding rasa, meski aku sendiri tak yakin apa mampu aku mengatakannya, yang seperti tadi, saat dering selulerku berbunyi dan di layarnya namamu terbaca, kau tahu kan?! Aku malah banyak diam, ketika kudengar bibirmu berkata kata dan memekarkan bebunga yang menebar dalam ingatan.

Dan kau tahu jugakan?! Bahkan aku terlalu gagap meski hanya untuk berkata,” aku ingin menemui”

Kini, di tempat ini, bentang panjang jalan taman kotamu, saat malam kian renta, telah kusiapkan satu tanya untukmu jika kembali di sisiku, "adakah yang kau curi dariku hingga aku merasa kehilangan?"



...
SCheH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar